IDEALISME FILSAFAT MANUSIA

Bookmark and Share


Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah filsafat manusia

Disusun oleh kelompok lima(5):
1.       Astarina Widyastuti       K8409011
2.       Hendras Suci P.                        K8409026
3.       M. Sujanto                    K84090
4.       Rindra S.                     K8409054
5.       Yofita K.                      K8409073





PENDIDIKAN SOSIOLOGI ANTROPOLOGI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIDKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2010
Kata Pengantar

            Dalam Undang-Undang No.2 Tahun 1989 tentang sistem Pendidikan Nasional, bahwa tujuan pendidikan adalah mencerdakan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti, memiliki pengetahuan dan ketrampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri, serta bertanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan.
            Mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya itu merupakan tugas dan tanggung jawab dunia pendidikan. Untuk menanggapi tugas itu, diperlukan pendidik-pendidik yang memiliki kemampuan dan pengalaman yang memadai tentang dunia pendidikan baik teoritis maupun praktis.
            Makalah ini ditulis untuk memberikan sumbangan sebagai sarana penambah referensi bagi para mahasiswa dan untuk memenuhi tugas filsafat manusia. Materi dari penulisan ini diangkat dari buku-buku yang relevan.
            Kritik yang bersifat membangun tulisan ini, akan diterima dengan rasa syukur dan rendah hati.

Surakarta, 16 April 2010
                                                                                                            Penulis,



DAFTAR ISI













Halaman Judul ................................................................................................x

Kata Pengantar ...............................................................................................xi

Daftar Isi ........................................................................................................xii

BAB I
:
PENDAHULUAN



1.1                   Latar Belakang Masalah ………………………...………1



1.2                   Perumusan Masalah………………………………....…...2



1.3                   Tujuan Penelitian…………………………..……….........3



1.4                   Manfaat Penelitian…………………………………....….3

BAB II
:
PEMBAHASAN…………………………………......................9

BAB III
:
PENUTUP



5.1            Kesimpulan ......................................................................15

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................17



BAB I
 PENDAHULUAN
A.       Latar Belakang
Didalam makalah ini kita akan mempelajari apa itu yang disebut dengan aliran  idealisme. Ajaran filsafat yang berbada-beda tersebut, oleh para peneliti disusun dalam suatu sistematika dengan kategori tertentu, sehingga menghasilkan klasifikasi. Dari sinilah kemudian lahir apa yang disebut aliran (sistem) suatu filsafat. Tetapi karena cara dan dasar yang dijadikan criteria dalam menetapkan klasifikasi tersebut berbeda-beda, maka klasifikasi tersebut berbeda-beda pula.
Seorang ahli bernama Brubacher membedakan aliran-aliran filsafat pendidikan sebagai: pragmatis-naturalis, rekonstruksionisme, romantis naturalis, eksistensialisme, idealisme, realisme, rasional humanisme, scholastic realisme, fasisme, komunisme, dan demokrasi. Pengklasifikasian yang dilakukan oleh Brubracher sangat teliti, hal ini dilakukan untuk menghindari adanya overlapping dari masing-masing aliran.
Ajaran filsafat adalah hasil pemikiran sesorang atau beberapa ahli filsafat tentang sesuatu secara fundamental. Dalam memecahkan suatu masalah terdapat pebedaan di dalam penggunaan cara pendekatan,
hal ini melahirkan kesimpulan-kesimpulan yang berbeda pula, walaupun masalah yang dihadapi sama. Perbedaan ini dapat disebabkan pula oleh faktor-faktor lain seperti latar belakangpribadi para ahli tersebut, pengaruh zaman, kondisi dan alam pikiran manusia di suatu tempat.
Dalam filsafat ada beberapa aliran salah satunya adalah aliran idealisme. Plato adalah generasi awal yang telah membangun prinsip-prinsip filosofi aliran idealis. George WE Hegel kemudian merumuskan aliran idealisme ini secara komprehensif ditinjau secara filosofi maupun sejarah. Tokoh-tokoh lain yang juga mendukung aliran idealisme antara lain Immanuel Kant, George Berkeley, Fichte, Hegel dan Schelling serta Ilmuan Islam yang sejalan dengan idealisme adalah Imam Al Ghozali.
Idealisme merupakan salah satu aliran dalam dunia filsafat. Aliran ini memandang serta menganggap bahwa yang nyata hanyalah ide. Ide sendiri selalu tetap atau tidak mengalami perubahan serta penggeseran, yang mengalami gerak tidak dikategorikan ide.

B.       Rumusan Masalah
Dari latar belakang masalah yang terurai di atas maka muncul beberapa pertanyaan dari idealisme yaitu:
1.       Bagaimana definisi idealisme?
2.       Bagaimana pengelompokan idealisme itu sendiri?
3.       Siapa saja tokoh-tokoh yang beraliran idealisme?
4.       Bagaimana aliran – aliran idealisme itu sendiri?
5.       Bagaimana pandangan filsuf tentang idealisme?


C.       Manfaat dan Tujuan

Dari pembuatan makalah ini dapat di ambil manfaat dan tujuannya yakni:
1.       Mendeskripsikan secara jelas tentang definisi idealisme.
2.       Mendeskripsikan secara jelas tentang pengelompokan idealisme.
3.       Mendeskripsikan tokoh-tokoh yang beraliran idealisme.
4.       Mendeskripsikan dengan jelas tentang aliran – aliran idealisme.
5.       Mendeskripsikan beberapa pandangan filsuf mengenai idealisme.

BAB II
ISI
A.       Pengertian Idealisme
Beberapa pengertian Idealisme :
1.    Adanya suatu teori bahwa alam semesta beserta isinya adalah suatu penjelmaan pikiran.
2.    Untuk menyatakan eksistensi realitas, tergantung pada suatu pikiran dan aktivitas-aktivitas pikiran.
3.    Realitas dijelaskan berkenaan dengan gejala-gejala psikis seperti pikiran-pikiran, diri, roh, ide-ide, pikiran mutlak, dan lain sebagainya dan bukan berkenaan dengan materi.
4.    Seluruh realitas sangat bersifat mental (spiritual, psikis). Materi dalam bentuk fisik tidak ada.
5.  Hanya ada aktivitas berjenis pikiran dan isi pikiran yang ada. dunia eksternal tidak bersifat fisik.
Aliran Idealisme dinamakan juga dengan spiritualisme. Idealisme berarti serba cita, sedangkan spiritualisme berarti serba ruh. Idealisme berasal dari kata “idea”, yaitu sesuatu yang hadir dalam jiwa.
Aliran idealisme merupakan suatu aliran ilmu filsafat yang mengagungkan jiwa. Menurutnya, cita adalah gambaran asli yang semata-mata bersifat rohani dan jiwa terletak di antara gambaran asli (cita) dengan bayangan dunia yang ditangkap oleh panca indera. Pertemuan antara jiwa dan cita melahirkan suatu angan-angan yaitu dunia idea. Aliran ini memandang serta menganggap bahwa yang nyata hanyalah idea. Idea sendiri selalu tetap atau tidak mengalami perubahan serta penggeseran, yang mengalami gerak tidak dikategorikan idea.
Keberadaan ide tidak tampak dalam wujud lahiriah, tetapi gambaran yang asli hanya dapat dipotret oleh jiwa murni. Alam dalam pandangan idealisme adalah gambaran dari dunia ide, sebab posisinya tidak menetap. Sedangkan yang dimaksud dengan ide adalah hakikat murni dan asli. Keberadaannya sangat absolut dan kesempurnaannya sangat mutlak, tidak bisa dijangkau oleh material. Pada kenyataannya, ide digambarkan dengan dunia yang tidak berbentuk demikian jiwa bertempat di dalam dunia yang tidak bertubuh yang dikatakan dunia ide.
Kadangkala dunia ide adalah pekerjaan norahi yang berupa angan-angan untuk mewujudkan cita-cita yang arealnya merupakan lapangan metafisis di luar alam yang nyata. Menurut Berguseon, rohani merupakan sasaran untuk mewujudkan suatu visi yang lebih jauh jangkauannya, yaitu intuisi dengan melihat kenyataan bukan sebagai materi yang beku maupun dunia luar yang tak dapat dikenal, melainkan dunia daya hidup yang kreatif (Peursen, 1978:36).     
Aliran idealisme kenyataannya sangat identik dengan alam dan lingkungan sehingga melahirkan dua macam realita. Pertama, yang tampak yaitu apa yang dialami oleh kita selaku makhluk hidup dalam lingkungan ini seperti ada yang datang dan pergi, ada yang hidup dan ada yang demikian seterusnya. Kedua, adalah realitas sejati, yang merupakan sifat yang kekal dan sempurna (ide), gagasan dan pikiran yang utuh di dalamnya terdapat nilai-nilai yang murni dan asli, kemudian kemutlakan dan kesejatian kedudukannya lebih tinggi dari yang tampak, karena ide merupakan wujud yang hakiki.
Prinsipnya, aliran idealisme mendasari semua yang ada. Yang nyata di alam ini hanya ide, dunia ide merupakan lapangan rohani dan bentuknya tidak sama dengan alam nyata seperti yang tampak dan tergambar. Sedangkan ruangannya tidak mempunyai batas dan tumpuan yang paling akhir dari idea adalah arche yang merupakan tempat kembali kesempurnaan yang disebut dunia ide dengan Tuhan, arche, sifatnya kekal dan sedikit pun tidak mengalami perubahan.

B.     Pengelompokan Idealisme
Hegel Mengelompokkan idealisme menjadi tiga bagian yaitu :
1.    Filsafat idealisme Subyektif, yakni idealisme yang berpangkal kepada subyek.
2.    Filsafat idealisme obyektif, yakni idealisme yang memandang bahwa ego berada di dalam alam, dan alam berada di dalam ego.
3.    Filsafat idealisme mutlak adalah idealismeyang merupakan sintese dari idelaisme subyektif dan idealisme obyektif.

C.     Tokoh-tokoh Aliran Idealisme
1.  Plato
Tokoh aliran idealisme yang pertama kali adalah Plato (427-374 SM), murid Sokrates. Plato mengemukakan bahwa jalan untuk membentuk masyarakat menjadi stabil adalah menentukan kedudukan yang pasti bagi setiap orang dan setiap kelas menurut kapasitas masin-masing dalam masyarakat sebagai keseluruhan6. Mereka yang memiliki kebajikan dan kebijaksanaan yang cukup dapat menduduki posisi yang tinggi, selanjutnya berurutan ke bawah. Misalnya, dari atas ke bawah, dimulai dari raja, filosof, perwira, prajurit sampai kepada pekerja dan budak. Yang menduduki urutan paling atas adalah mereka yang telah bertahun-tahun mengalami pendidikan dan latihan serta telah memperlihatkan sifat superioritasnya dalam melawan berbagai godaan, serta dapat menunjukkan cara hidup menurut kebenaran tertinggi.
Mengenai kebenaran tertinggi, dengan doktrin yang terkenal dengan istilah ide, Plato mengemukakan bahwa dunia ini tetap dan jenisnya satu, sedangkan ide tertinggi adalah kebaikan. Tugas ide adalah memimpin budi manusia dalam menjadi contoh bagi pengalaman. Siapa saja yang telah menguasai ide, ia akan mengetahui jalan yang pasti, sehingga dapat menggunakan sebagai alat untuk mengukur, mengklasifikasikan dan menilai segala sesuatu yang dialami sehari-hari.
2. Immanuel Kant
Immanuel Kant (1724 – 1808) merupakan salah seorang tokoh masa pencerahan. Filsafat Immanuel Kant dikenal dengan Filsafat Kritisisme, yakni aliran yang mencoba mensintesiskan secara kritis Empirisme yang dikembangkan Locke yang bermuara pada Empirisme Hume, dengan Rasionalisme dari Descartes. Kant mulai menelaah batas-batas kemampuan rasio dan juga empirisme. Menurut Kant semua pengetahuan mulai dari pengalaman, namun tidak berarti semua dari pengalaman. Obyek luar ditangkap oleh indera, tetapi rasio mengorganisasikan bahan-bahan yang diperoleh dari pengalaman tersebut. Immanuel Kant membawa pengaruh besar di Jerman dan pemikiran nya menjadi landasan bagi J. Fichte (1762-1814), F. Schelling (1775-1854) dan Hegel (1770-1831)
3. Johann Gottlieb Fichte
Johann Gottlieb Fichte (1762 –1814) merupakan filosof yang mengembangkan beberapa pemikiran dari Immanuel Kant. Menurut  Fichte Fakta dasar dalam alam semesta adalah ego yang bebas atau roh yang bebas.  Dengan demikian dunia merupakan ciptaan roh yang bebas.
4. Friedrich Wilhelm Joseph Schelling
Friedrich Wilhelm Joseph Schelling (1775-1854) Juga merupakan filosof yang menganut aliran idealisme. Pemikiran Schelling tampak pada teorinya tentang yang mutlak mengenai alam. Pada dirinya yang mutlak adalah suatu kegiatan pengenalan yang terjadi terus-menerus yang bersifat kekal.
5. Georg Wilhelm Friedrich Hegel (1770-1831)
Georg Wilhelm Friedrich Hegel dikenal sebagai filosof yang menggunakan dialektika sebagai metode berfilsafat. Dialektika menurut Hegel adalah dua hal yang dipertentangkan lalu didamaikan, atau biasa dikenal dengan tesis (pengiyaan), antitesis (pengingkaran)dan sintesis (kesatuan kontradiksi). Pengiyaan harus berupa konsep pengertian yang empiris indrawi.
Menurut hegel yang mutlak adalah roh yang mengungkapkan diri di dalam alam, dengan maksud agar dapat sadar akan dirinya sendiri. Hakikat roh adalah ide atau pikiran. Pernyataan Hegel yang terkenal adalah semuanya yang real bersifat rasional dan semuanya yang rasional bersifat real. Maksudnya adalah bahwa luasnya rasio sama dengan luasnya realitas.



D.    Aliran-aliran Idealisme
Aliran Idealisme beranggapan bahwa hakikat kenyataan yang beraneka ragam itu semua berasal dari ruh (sukma) atau sejenis dengannya, yaitu sesuatu yang tidak berbentuk dan menempati ruang. Materi atau zat itu hanyalah suatu jenis daripenjelmaan rohani.
Alasan aliran ini menyatakan bahwa hakikat benda adalah rohani, spirit atau sebangnya adalah:
1.    Nilai ruh lebih tinggi daripada badan, lebih tinggi nilainya dari materi bagi kehidupan manusia. Ruh itu dianggap sebagai hakikat yang sebenarnya. Sehingga materi hanyalah badannya, bayangan atau penjelmaan saja.
  1. Manusia lebih dapat memahami dirinya daripada dunia luar dirinya

  2. Materi adalah kumpulan energi yang menempati ruang. Benda tidak ada, yang ada energi itu saja.

Materi bagi aliran idealisme sebenarnya  tidak ada. Segala kenyataan ini termasuk kenyataan manusia adalah sebagai ruh. Ruh itu tidak hanya menguasai manusai perorangan, tetapi juga kebudayaan. Jadi kebudayaan adalah perwujudan dari alam cita-cita dan cita-cita itu adalah rohani. Karenanya aliran ini dapat disebut aliran idealisme dan dapat dapat juga disebut aliran spiritualisme.
Prinsipnya, aliran idealisme mendasari semua yang ada. Yang nyata di alam ini hanya idea, dunia idea merupakan lapangan rohani dan bentuknya tidak sama dengan alam nyata seperti yang tampak dan tergambar.

E.     Pandangan filsuf tentang idealisme
Pandangan beberapa filsuf mengenai Idealisme.
1. Schelling memberikan nama Idealisme subyektif pada filsafat Fichte, dengan alasan bahwa dalam Fichte dunia merupakan postulat subyek yang memutuskan.
2. Idealisme obyektif adalah nama yang diberikan oleh Schelling pada pemikiran filsafatnya. Menurutnya, alam adalah inteligensi yang kelihatan. Hal tersebut menunjukkan semua filsafat yang mengindentikkan realitas dengan ide, akal atau roh.
3. Hegel menerima klasifikasi Schelling, dan mengubahnya menjadi idealisme absolut sebagai sintesis dari pandangan idealisme subyektif (tesis) dan obyektif (antitesis).
4. Idealismetransendental adalah pandangan dan penyebutan dari Immanuel Kant. Sering disebut juga disebut sebagai idealisme kritis. Pandangan ini mempunyai alternatif yaitu isi dari pengalaman langsung tidak dianggap sebagai benda dalam dirinya sendiri, sedangkan ruang dan waktu merupakan forma intuisi kita sendiri
5. Idealisme epistemologis merupakan suatu keputusan bahwa kita membuat kontak hanya dengan ide-ide atau pada peristiwa manapun denga entitas-entitas psikis.
6. Idealisme personal adalah sisitim filsafat Howison dan Bowne.
7. Idealisme voluntarisme dikembangkan oleh Fouilee dalam suatu sistim yang melibatkan tenaga pemikiran.
8. Idealisme teistik pandangan dan sistim filsafat dari Ward.
9. Idealisme monistik adalah penyebutan dan sistim filsafat dari Paulsen.
10. Idealisme etis adalah pandangan filsafat yang dianut oleh Sorley dan Messer.
11. Idealisme Jerman, pemicunya adalah Immanuel Kant dan dikembangkan oleh penerus-penerusnya. Idealisme merupakan pembaharuan dari Platonis, karena para pemikir melakukan terobosan-terobosan filosofis yang sangat penting dalam sejarah manusia, hanya dalam tempo yang sangat singkat, yaitu 40 tahun (1790- 1830) dan gerakan intelektual ini mempunyai kedalaman dan kekayaan berpikir yang tiada bandingnya.


BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
   Inti yang terpenting dari ajaran ini adalah manusia menganggap roh atau sukma lebih berharga dan lebih tinggi dibandingkan dengan materi bagi kehidupan manusia. Roh itu pada dasarnya dianggap suatu hakikat yang sebenarnya, sehingga benda atau materi disebut sebagai penjelmaan dari roh atau sukma. Aliran idealisme berusaha menerangkan secara alami pikiran yang keadaannya secara metafisis yang baru berupa gerakan-gerakan rohaniah dan dimensi gerakan tersebut untuk menemukan hakikat yang mutlak dan murni pada kehidupan manusia.
Demikian juga hasil adaptasi individu dengan individu lainnya. Oleh karena itu, adanya hubungan rohani yang akhirnya membentuk kebudayaan dan peradaban baru (Bakry, 1992:56). Maka apabila kita menganalisa pelbagai macam pendapat tentang isi aliran idealisme, yang pada dasarnya membicarakan tentang alam pikiran rohani yang berupa angan-angan untuk mewujudkan cita-cita, di mana manusia berpikir bahwa sumber pengetahuan terletak pada kenyataan rohani sehingga kepuasaan hanya bisa dicapai dan dirasakan dengan memiliki nilai-nilai kerohanian yang dalam idealisme disebut dengan idea.

{ 0 komentar... Views All / Send Comment! }

Posting Komentar