Sampah Teman Atau Lawan

Bookmark and Share
Apa yang terlintas dibenak kita ketika mendengar kata “lingkungan”? Pasti ada banyak kata yang bisa terpikir, seperti rusak, kotor,bau, jorok dll., hanya sedikit yang berkata asri, bersih, indah ataupun nyaman. Mengapa bisa demikian? coba anda tanyakan pada bapak ibu atau mungkin bila memungkinkan tanyalah pada kakek atau nenek anda sekalian, bagaimana lingkungan tempat tinggal anda pada masa lalu. Pasti banyak hal-hal yang baik dan indah yang bisa mereka ceritrakan.
Hanya dalam kurun waktu 10 tahun, banyak perubahan yang bisa kita lihat, perubahan warna sungai salah satunya, hanya 1 kata yang bisa dijadikan kambing hitam yaitu “sampah”. Bagi banyak orang sampah merupakan masalah yang tidak kunjung usai, terutama di daerah perkotaan, mengapa kita harus bermusuhan dengannya kalau kita bisa mengelolanya dengan benar.
Jakarta yang notabene ibukota negara kita hanya memiliki 1 sanitary landfill yang blm beroperasi secara optimal, apa itu sanitary landfill?, kalau saya boleh coba mengartikan sanitary landfill sama dengan halnya tempat pembuangan akhir, hanya saja sudah dilengkapi dengan sistem yang memudahkan untuk mengontrol sampah tersebut, seperti leachate atau air limbah hasil ekstraksi dari sampah tersebut agar tidak mencemari airtanah, soil cover atau lapisan tanah penutup dan juga pengolahan gas metana yang keluar dari hasil ekstraksi sampah menjadi pembangkit tenaga listrik. Sedangkan hampir seluruh TPA yang kita punya hanya sebagai tempat pembuangan akhir yang tidak di kelola secara benar atau hanya dibakar atau ditumpuk saja hingga membentuk gunung sampah.
Bila tidak dikelola secara benar sampah bisa menjadi musibah, seperti halnya yang terjadi di TPA leuwi Gadjah Jawa Barat pada Feb 2005. Mungkin sudah saatnya pemerintah membuka mata dan mengalokasikan sebagian dananya untuk pengelolaan sampah secara benar, daripada dibuang-buang untuk kegiatan yang tidak berguna seperti plesiran anggota DPR. Saya mengakui butuh dana yang tidak sedikit untuk mewujudkan hal ini. Saya pernag berbicara dengan seorang eksekutif manajer di tempat saya melanjutkan kuliah sekarang yaitu Filipina, berapa biaya yang dibutuhkan untuk membuka sanitary landfill, dia menjawab butuh dana sekitar 4.2 juta peso atau setara dengan hampir 8.5 miliar rupiah untuk 1 hektar area. Tapi dana ini tak sebanding dengan apa yang dianggarkan anggota DPR tercinta kita untuk membangun sebuah gedung baru :).
Ada beberapa langkah tepat yang bisa kita dan pemerintah lakukan yaitu pengkategorian sampah menjadi beberapa tipe, untuk langkah awal mungkin kita bisa membagi menjadi 2 yaitu sampah yang bisa didaur ulang seperti plastik logam dll, dan yang tidak, seperti sisa-sisa makan. Langkah berikutnya yaitu penambahan armada angkut sampah sehingga tidak terjadi penumpukan sampah di beberapa bak-bak penampungan, dan langkah terakhir yaitu pengadaan sistem untuk pengelolaan sampah menjadi suatu produk seperti pupuk kompos dari bahan organik seperti sampah daun maupun batang pohon dan juga produk baru seperti plastic densifier yang bisa dijadikan sebagai pengganti paving block untuk lantai yang berasal dari campuran plastik, gabus dan minyak bekas.
Bila semua itu bisa direalisasikan, banyak peluang untuk meminimalkan tingkat pengangguran, dibutuhkan kreatifitas dan kemauan untuk memulai ini, saya pernah juga melihat pembuatan tas, korden, taplak dari plastik tempat sabun cuci atau makanan ringan dimana itu juga bisa dijadikan peluang alternatif untuk memulai bisnis dengan modal dari sampah sisa. Untuk beberapa daerah yang masih memiliki permasalahan dengan ketersedian listrik juga bisa menggunakan alternatif ini untuk membangun pembangkit listrik tenaga gas metana dari pengelolaan sampah tersebut.
Semua ini hanya bisa berjalan bila semua pihak ikut terkait, pemerintah selaku pembuat kebijakan, investor selaku penyedia dana, ilmuwan syang mampu mendesain dan menjalankan sistem dengan benar dan masyarakat selaku penyedia bahan yang tidak lain adalah sampah. jangan lupa ajarkan anak-anak kita betapa pentingnya menjaga lingkungan sekitar kita. Terima kasih
Sumber :

{ 0 komentar... Views All / Send Comment! }

Posting Komentar