Perlawanan Maluku terhadap pemerintah Hindia Belanda

Bookmark and Share
Sebab-sebab terjadinya perlawanan
a.    Kedatangan kembali Belanda ke Maluku menyebabkan rakyat Maluku gelisah. Mereka membayangkan kembali penderitaan yang pernah dialami pada zaman VOC.
b.    Pemerintah Belanda menindas rakyat Maluku.
c.    Benteng Duurstede di Saparua diduduki oleh pasukan Belanda.
d.    Pemerintah Belanda memberlakukan kembali penyerahan wajib dan wajib kerja.
e.    Pemerintah Belanda menurunkan tarif hasil bumi yang wajib diserahkan, sementara pembayarannya cenderung tertunda-tunda.
f.    Pemerintah Belanda memberlakukan uang kertas, sedangkan rakyat Maluku telah terbiasa dengan uang logam.
g.    Pemerintah Belanda menggerakkan para pemuda Maluku untuk mau menjadi prajurit Belanda.

Proses perlawanan
Perang ini dipimpin oleh tokoh-tokoh seperti Thomas Matulessy (Patimura), Christina Martha Tiahahu, Anthoni Rhebok, Thomas Pattiwael, Lucas Latumahina, Philip Latumahina, Ulupaha, Paulus Tiahahu, Raja Tiow, Said Perintah, Nicolas Patinasasany, Jeremias Tamaela, dan Harmanus Latuperisa.

Pada tanggal 15 mei 1817 rakyat bergerak menuju Benteng Duurstede di Saparua dan menembak mati Residen Van Den Berg. Benteng Duurstede dapat diduduki oleh pasukan Patimura. Pergolakan tersebut meluas ke Haruku, Nusa Laut, Pulau Seram, Larike dan daerah-daerah lainnya. Belanda mendatangkan tentara dalam jumlah yang besar dan berusaha merebut kembali Benteng Duurstede.

Akhir perlawanan
Pada bulan juli 1817, Belanda mendatangkan tentara dalam jumlah yang besar. Dan pada tanggal 2 agustus 1817 di bawah pimpinan Letkol Groof berhasil merebut Benteng Duurstede. Dalam suatu pertempuran, akhirnya Belanda dapat menawan Patimura, Anthoni Rhebok, dan Thomas Pattiwael. Pada tanggal 16 desember 1817, Patimura dihukum gantung di Benteng Nieuw Victoria.

Kunjungi juga: http://matakristal.com/

{ 0 komentar... Views All / Send Comment! }

Posting Komentar