RELIABILITAS

Bookmark and Share
Versi materi oleh Bondet Wrahatnala


Suatu pengukur dikatakan reliabel apabila alat tersebut dalam mengukur suatu gejala pada waktu yang berlainan senantiasa menunjukkan hasil yang sama (konsisten). Jadi alat yang reliabel adalah alat yang secara konsisten memberi hasil ukuran yang sama. Karena itu, reliabilitas alat merupakan syarat mutlak untuk menentukan pengaruh variabel satu terhadap variabel yang lainnya. Di samping itu reliabilitas juga merupakan syarat bagi validitas tes. Tes yang tidak reliabel dengan sendirinya tidak valid. Jika tes itu tidak reliabel, maka senantiasa akan menghasilkan hasil yang berbeda-beda, dan dapat disangsikan apakah yang diukur hal yang sama.

Instrumen yang reliabel merupakan alat untuk mengetahui adanya perubahan antara skor sebelum dan sesudah percobaan atau penelitian. Dianggap bahwa perubahan itu terjadi atas pengaruh variabel dari percobaan tersebut. Metode yang digunakan untuk mengukur reliabilitas tes antara lain dengan meneliti test-retest dan test paralel.



a. Test-Retest

Test-retest untuk menentukan reliabilitas hanya berhasil apabila dilakukan dalam situasi yang stabil, artinya situasi sewaktu mengadakan test dan retest hendaknya sama. Idealnya skor untuk test dan retest harus sama bagi semua individu yang diuji. Dalam eksperimen dengan variabel eksperimen itu dapat diduga bahwa perubahan skor itu adalah akibat dari variabel eksperimen itu. Perubahan itu adalah perubahan dalam sikap atau sifat yang diukur oleh test itu.

Keuntungan metode test-retest adalah dapat dibandingkan secara langsung dengan test itu sendiri. Jika ternyata hasil test dengan retest banyak perbedaannya, maka perlu diadakan analisis tiap item untuk mengetahui apakah item itu mampu atau tidak membedakan antara responden yang mempunyai sifat itu.

Untuk mengetahui reliabilitas suatu alat pengukur dengan test-retest, kita harus meminta responden yang sama agar menjawab semua pertanyaan dalam alat pengukur sebanyak dua kali. Selang waktu antara test dengan retest sebaiknya tidak terlalu dekat dan tidak terlalu jauh. Apabila terlalu dekat, responden masih ingat dengan jawaban yang berikan pada saat test. Namun apabila terlalu jauh, kemungkinan terjadi perubahan pada fenomena yang diukur.

Kelemahan dari metode ini adalah bahwa para responden yang menjalani test dapat mengingat item-itemnya dan akan memberikan jawaban yang sama pada saat retest.





b. Test Paralel

Untuk test paralel, peneliti harus menyusun dua macam test dengan item-item yang berbeda namun untuk mengukur hal yang sama. Kedua test itu diberikan kepada responden yang sama, kemudian dicari validitasnya untuk masingmasing jenis. Kedua test itu dikatakan paralel atau ekuivalen.

Untuk menghitung reliabilitas, maka harus mengorelasikan skor dari kedua test tersebut. Keuntungan cara ini adalah bahwa responden tidak dipengaruhi karena mengingat item-item pada test pertama, karena bentuk test berbeda. Sementara itu kelemahannya adalah bahwa peneliti harus menyusun dua macam test mengenai gejala yang sama. Pekerjaan ini memakan waktu yang cukup banyak. Selain itu pekerjaan ini juga sulit karena harus diusahakan agar kedua test itu mempunyai reliabilitas yang sama.

{ 0 komentar... Views All / Send Comment! }

Posting Komentar